Entri yang Diunggulkan

Khawatir Amalan di Bulan Ramadhan Tidak Diterima — Muslim.Or.Id

Khawatir Amalan di Bulan Ramadhan Tidak Diterima — Muslim.Or.Id

Selasa, 04 Desember 2012

Ketika Malas Membelenggu

Ketika Malas Membelenggu Malas, hampir tiap orang pernah merasakannya. “Penyakit” ini membuat seseorang enggan melakukan berbagai aktivitas, seperti bekerja, beribadah, menuntut ilmu, dan sebagainya. Tentu, kerugian pun akan dituai, ketika seseorang selalu mengikuti dan memanjakan rasa malasnya. Malas bekerja, akan menjadikan jauh dari rezeki. Malas beribadah, menjauhkan diri dari pahala dan surga-Nya. Malas menuntut ilmu atau belajar agama, akan berbuah kebodohan. Padahal ilmu agama harus senantiasa dipelajari dan dipahami, karena agamalah yang akan menjadi pedoman hidup kita agar bisa meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Malas Beribadah Jika hanya mengikuti hawa nafsu, kita memang lebih suka bersantai-santai. Pun dalam soal ibadah. Untuk melakukan shalat lima waktu saja, terkadang kita ogah-ogahan, apalagi untuk qiyamullail, di saat udara begitu dingin. Memang grafik keimanan seseorang itu bisa naik dan turun. Ketika grafik keimanan turun itulah, biasanya rasa malas beribadah lebih sering kita alami. Agar lebih bersemangat lagi dalam beribadah, berikut ini ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan: 1. Ingat mati. Kita semua pasti akan mati, dan memerlukan bekal untuk sebuah perjalanan yang panjang. Jika sekarang kita tak menggunakan waktu kita untuk banyak beribadah, maka kita akan rugi, karena bekal kita nanti sangat sedikit. 2. Bacalah Al Quran dan as-Sunnah serta terjemahannya, khususnya ayat-ayat yang berisikan janji-janji Allah – ta’ala – bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bila kita hayati, insya Allah ayat-ayat tersebut bisa mengembalikan semangat ibadah kita. 3. Bacalah shirah nabawiyah maupun kisah para sahabat dan para pahlawan Islam. Mereka rela mempertaruhkan harta dan jiwa mereka demi kemuliaan Allah – ta’ala – dan Rasul-Nya. Coba bandingkan keadaan dan perjuangan mereka, dengan keadaan kita saat ini. Tidakkah kita malu, jika berjuang melawan malas saja tak mampu? 4. Kunjungi dan mintalah nasihat kepada orang-orang yang Anda anggap mampu untuk memberikan semangat dan nasihat kepada Anda. 5. Lakukanlah refreshing untuk menghilangkan kejenuhan. Misalnya dengan rihlah ke tempat-tempat yang indah pemandangan alamnya. Buatlah diri Anda rileks. Nikmati pemandangan alam itu, dan ingatlah siapa penciptanya. Sebelum pulang, berjanjilah dalam hati, sekembalinya dari rihlah ini, Anda akan lebih semangat dalam ibadah dan mensyukuri nikmat-Nya. 6. Bila semua cara di atas tak berhasil melibas rasa malas, ada cara terakhir yang bisa dilakukan: paksakan diri saja! Misalnya ketika Anda sedang malas shalat berjamaah ke masjid, ya paksakan saja! Demikian pula ketika malas shalat malam. Awalnya kita mungkin akan merasa berat dan terpaksa, tapi lama-lama insya Allah kita akan bisa menikmatinya dan melakukannya dengan senang hati. Malas Bekerja Pada sebuah kesempatan, Syekh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah (salah seorang murid dari Syekh Muhammad Nashiruddin al-Albani – rahimahullah -) ditanya, “Ada seorang pemuda, ia mampu bekerja tapi enggan bekerja. Bagaimana pendapat Anda?” Maka berikut ini ringkasan jawaban beliau: pendapatku sama dengan pendapat Ibnu Mas’ud – radhiyallahu ‘anhu -, “melihat seorang pemuda, ia membuatku kagum. Lalu aku bertanya kepada orang-orang mengenai pekerjaannya. Mereka mengatakan bahwa ia tidak bekerja. Seketika itu pemuda tersebut jatuh martabatnya di mataku.” Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda, “Seseorang itu sudah cukup dikatakan sebagai pendosa jika ia menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya.” Jika seseorang duduk di masjid menyibukkan diri dalam urusan agama, menuntut ilmu agama atau beribadah namun menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya, ia adalah seorang pendosa. Ia tidak paham bahwa bekerja untuk menjaga iffah dirinya, istrinya dan anak-anaknya adalah ibadah. al-Baihaqi dalam kitabnya, Syu’abul Iman, membawakan sebuah riwayat dari Umar – radhiyallahu ‘anhu -, “Wahai para pembaca Al Quran (yaitu ahli ibadah), angkatlah kepada kalian, sehingga teranglah jalan. Lalu berlombalah dalam kebaikan. Dan janganlah menjadi beban bagi kaum muslimin.” Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – juga berdoa, اللهم إني أعوذ بك من الكفر والفقر “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran.” Maka wajib bagi setiap muslim untuk bekerja, berusaha, bersungguh-sungguh dan tidak menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya. Orang yang hanya duduk diam, ia bukanlah mutawakkil (orang yang tawakal), melainkan ia adalah mutawaakil (orang yang pura-pura tawakal). Ini adalah kemalasan. Manusia diciptakan di dunia agar mereka dapat bekerja, berusaha dan bersungguh-sungguh. Para nabi pun bekerja, Abu Bakar – radhiyallahu ‘anhu – pun berdagang. Orang yang berpendirian bahwa duduk diam tanpa bekerja adalah tawakal, kemungkinan pertama ia memiliki pemahaman agama yang salah, kemungkinan kedua ia adalah orang malas yang gemar mempercayakan urusannya pada orang lain. Kepada orang yang demikian kami nasihatkan, perbaikilah niat Anda dan carilah penghasilan yang halal, bertakwalah kepada Allah dan tetap berada dalam ketaatan. Bersemangatlah untuk menghadiri perkumpulan penuntut ilmu dan menghadiri majelis ilmu dengan tanpa menelantarkan orang yang menjadi tanggungan Anda. Orang yang inginnya meminta-meminta dari orang lain, Allah akan membukakan baginya pintu kefakiran. Orang yang bekerja, dialah orang yang kaya. Karena kekayaan hakiki bukanlah harta, melainkan kekayaan jiwa. Orang yang kaya jiwanya tidak gemar meminta-minta kepada orang lain. (Diringkas dari Fatawa Syaikh Masyhur Hasan Salman) Malas Menuntut Ilmu Dari Ibnu Abbas – radhiyallahu ‘anhu -, Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda, “Semua nikmat yang banyak manusia tertipu dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (Riwayat Bukhari dan lainnya) Banyak di antara manusia yang tidak menggunakan waktu sehat dan waktu luangnya dengan sebaik-baiknya, misalnya untuk belajar Islam atau menimba ilmu syar’i. Padahal malas menuntut ilmu syar’i akan membuahkan kebodohan. Bodoh dalam agama sangat berbahaya. Yang paling membahayakan, menyebabkan seseorang tidak mengetahui mana yang halal dan yang haram, mana perintah dan larangan. Terkadang, mereka mengerjakan sesuatu yang haram, namun mereka menyangka itu justru amal ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah – ta’ala -. Mereka beragama atas dasar ikut-ikutan saja. Orang yang malas menuntut ilmu syar’i, tidak mau mendengar dan memahami Al Quran dan sunnah, dan menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Demikianlah sebagaimana firman Allah – ta’ala -, “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (al-Furqan: 43-44) Bahkan kebodohan itu bisa mengantarkan ke neraka, sebagaimana firman-Nya, “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (al-A’raf: 179) Dengan mengetahui bahaya bodoh dalam agama, tentu kita harus bisa menebas rasa malas menuntut ilmu. Selain itu, saat ini ilmu semakin mudah kita dapatkan, tidak hanya melalui kajian langsung, tapi juga lewat VCD, radio, buku-buku, majalah, dan sebagainya. Terakhir, mari kita selalu berlindung kepada Allah – ta’ala – dari sifat lemah dan malas. Ada satu doa yang diajarkan nabi – shallallahu ‘alaihi wa sallam -, yang selalu beliau wiridkan dua kali sehari, di saat pagi dan sore. Doa itu adalah: اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ. “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan duka, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir dan penakut, aku berlindung kepada-Mu dari beban utang dan penindasan orang.” (***) Sumber: Rubrik Lentera, Majalah Nikah Sakinah Vol. 10 No. 5

Senin, 02 April 2012

TANDA DI BAWAH BOTOL

Tanda di bawah botol itu merupakan kode yg dikeluarkan The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diikuti oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization). Secara umum tanda pengenal plastik tersebut berciri-ciri : 1. Berada atau terletak di bagian bawah, 2. Berbentuk segitiga, 3. Di dalam segitiga tersebut terdapat angka, 4. Serta nama jenis plastik di bawah segitiga. Berikut arti dari istilah-istilah tersebut : 1. PETE/PET Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis PETE/PET ini disarankan hanya untuk sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang. Bahan PETE ini pun berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan maupun botol daur ulang botol PETE. Pembuatan PETE menggunakan senyawa antimoni trioksida. Senyawa ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan dengan menghirup udara yang mengandung senyawa tersebut. Seringnya menghirup senyawa ini dapat mengakibatkan iritasi kulit dan saluran pernapasan. Bagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. Bila melahirkan pun, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan. Mayoritas bahan PETE di dunia digunakan untuk serat sintesis dan bahan dasar botol kemasan. Di dalam pertekstilan, PETE biasa disebut dengan polyester. 2. HDPE Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, galon air minum, kursi lipat dan lain-lain. Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PETE, HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. 3. V/PVC Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. PVC mengandung DEHA (diethylhydroxylamine) yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15°C. 4. LDPE Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic, dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibelitas tapi kuat. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini. 5. PP Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman. 6. PS Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6. Namun, bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga dan meninggalkan jelaga. 7. OTHER Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu: 1. SAN – styrene acrylonitrile, 2. ABS – acrylonitrile butadiene styrene, 3. PC – polycarbonate, 4. Nylon Dapat dtemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik dan plastik kemasan. SAN n ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia n suhu, kekuatan, kekakuan dan tingkat kekerasan yg telah ditingkatkan. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi dan sikat gigi. Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Bahan-bahan ini merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. PC (polycarbonate) dpt ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat dan kaleng kemasan makanan serta minuman, termasuk kaleng susu formula. Bahan ini dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan n minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Pemakaian dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan. Entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave atau dituangi air panas. Kesimpulan yang didapat dari tanda klasifikasi plastik tersebut: • Hati-hati dalam menggunakan plastik, khususnya kode 1, 3, 6 dan 7 (PC), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Gunakan hanya sekali pakai! • Cukup aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5 dan 7 (SAN atau ABS) Bagi orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk putra atau putrinya: • Pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, atau plastik jenis 4 atau 5. • Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4 atau 5. • Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex. • Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan jenis 7 PC (polycarbonate), • Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Biasanya digunakan untuk tempat air putih di dalam kulkas. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2) tidak dapat dicegah, gunakan hanya sekali pakai dan segera dihabiskan. Gantilah dengan botol stainless steel atau gelas/kaca. sumber : http://terselubung.blogspot.com/2011/02/rahasia-terselubung-tanda-di-bawah.html

Kafirnya Orang yang Mencela Sahabat Nabi

Kafirnya Orang yang Mencela Sahabat Nabi